Rabu, November 26, 2014

Proses Pra Editing yang memerlukan ber ton-ton kesabaran.

Suhu dipagi ini mengingatkanku pada suhu siang hari di Hepuba, Wamena. Sejuknya tak mudah hilang, mungkin tertahan oleh megahnya lembah Baliem yang melindungi wilayah subur itu. Sejak kemarin malam selepas maghrib saya melanjutkan convert file yang cukup melelahkan untuk tulang punggung, sebuah proses yang memang harus dijalani jika ingin mengedit file .MTS yang dihasilkan kamera SONY dengan Final Cut Pro 7.0.3 nantinya. Hari kemarin saya tak datang ke Kampung Halaman, saya bekerja dirumah dengan alasan efektifitas kerja, toh jika kesana setelah menempuh ±14km itu yang saya lakukan sama dengan yang saya lakukan dirumah. 

Ada pertanyaan menarik dari seorang anak yang sedang menikmati liburnya kemarin siang dalam rangka hari guru, dia tanya apakah dulu eyang Papa menyuruh saya untuk memanjangkan rambut? ... hahaha, saya jawab engga, saya jawab bahwa saya membiarkan rambut sedemikian panjang karena ini pertanda kesabaran, lalu saya kembali tanya ke anak SD yang masih kelas dua itu. Tahu gambar Yesus atau Nabi Isa? ... itu kenapa panjang rambutnya? ... dia menggeleng tanda tak mengerti, nah silakan tanya ke ustadzah yang lagi libur sekarang ya? ... Si bocah hanya tersenyum, mikir. 

Meja ngaji pendek bocah tadi memang sedang saya bawa ke kamar tidur dan saya taruh diatas kasur dengan laptop keluaran tahun 2009 dan external hardisk 2TB diatasnya. Suhu laptop cukup panas karena ruangan saya tanpa AC, saya selonjor mirip pasien dirumah sakit yang sedang makan ditempat tidur. 

Proses sebelum editing film, yaitu encode atau convert adalah proses merubah file hasil shooting. File yang dihasilkan kamera SONY HXR 30P yang saya gunakan selama satu bulang di Hepuba adalah file .MTS, dan jika menggunakan aplikasi editing Final Cut Pro 7.0.3 file raw berupa .MTS itu tak bisa langsung diedit, harus dirubah dulu ke file .MOV ... dalam hal ini volume file akan membesar, sekitar 4-6 kali lipatnya... jadi jika sebuah file sejumlah 300MB .MTS setelah diconvert akan membesar jadi 1,8GB .MOV nantinya, sekitar... FCP (Final Cut Pro) memang memiliki syarat tertentu sebelum memulai edit. Beberapa teman saya yang berprofesi sebagai editor tidak sabar dengan proses yang cukup melelahkan ini, konon aplikasi Adobe Premiere bisa mengedit file .MTS ... namun bagi saya FCP lebih nyaman, walau saya harus membayar kenyamanan itu dengan berhari hari encoding file.

File hasil shooting yang saya bawa pulang ke Jogja memang tak sedikit, sudah habit bagi saya untuk belanja gambar banyak ketika di lokasi shooting dokumenter. Ini bukan sesuatu yang scripted ketika berhadapan dengan berbagai moment di lokasi. Dan saya tak suka melewatkan moment tanpa merekamnya. Karena bahkan sebuah shot kedipan mata pun bisa berarti ketika sudah di meja editing nanti, ada teman saya seorang cameraman yang paham editing... paham, bukan menguasai namun memahami kebutuhan editing, saya suka sekali menerima gambar-gambarnya, layaknya seorang koki yang menerima bahan masakan yang bagus nan segar. 

Kembali ke FCP, saya mengenal FCP sejak versi 5 dengan OS Tiger (kalau tak salah) hingga FCP X yang kurang nyaman bagi saya. FCP 7.0.3 masih yang paling nyaman. Untuk dokumenter diperlukan ketahanan dan kestabilan editing suite memang, sebaiknya seorang editor (seorang editor beda dengan editing operator) ... paham dengan specs komputer yang ia gunakan dan paham juga dengan perjuangan sebelum mengedit. Dan itu yang sedang saya lakukan sekarang,... saya lupa sudah habis berapa ratus GIGA, nanti saya update. Kenapa alat cukup penting dalam hal ini? karena itu sarana, seperti infrastruktur pada sebuah daerah, aktifitas perekonimian pada sebuah daerah akan lancar jika infrastrukturnya baik. Kalau buruk bisa juga sih jalan, tapi seperti apa jalannya? ... 

Laptop bikinan Apple.inc keluaran tahun 2009 yang saya gunakan ini masih mampu menggarap kebutuhan encode / convert file ratusan giga dan ratusan file. Beruntunglah saya, jadi bisa kerja dirumah...sambil menikmati liburan bersama si bocah. Waktu yang mahal bagi saya untuk bisa bersama mereka. 



Itu tampilan beberapa aplikasi converter yang saya gunakan bila perlu. Sejauh ini saya dapat 761.19 GB data video hasil convert, maka pantas sudah jika butuh waktu berhari-hari untuk converting, dan butuh berton-ton kesabaran untuk melakukannya.

Harap hasil dari film ini nanti bisa bagus dan memberi pelajaran baru bagi pembuatnya dan penontonnya. Karena film ini memuat issue remaja perempuan dan perjuangannya, dengan lokasi yang sangat minim signal internet, pun juga minim polusi. 

Struktur cerita sudah terbayang dikepala, proses lain yang tak kalah melelahkan adalah transkrip. Lain waktu saya akan cerita :) ...


Salam damai, Rahayu...


Tidak ada komentar:

Popular Posts

Download

About

Sebagai kumpulan rekaman dari isi kepala saya yang ingin saya bagikan pada kawan, sahabat, calon kawan, calon sahabat,... bahkan lawan yang sedang mengintili bila mungkin ada. Silakan,...

Halaman

Banner Ad